Salah satu yang menjadi fokus perusahaan yang ingin meningkatkan kenerja
perusahaan dalam memenangkan kompetisi yang ketat dalam tatanan global business
sekarang ini, para pimpinan perusahaan dituntut agar selalu mengarahkan strateginya
untuk melakukan perbaikan pada level proses core yang berpotensi untuk
ditingkatkan di area shop floor.
Sebagai suatu langkah awal yang tidak boleh
dikesampingkan, maka perbaikan harus dimulai pada perubahan pola pikir para
karyawan sebagai elemen vital yang berperan dalam memperkuat fondasi terbangunnya
konsep shop floor managemen yang memiliki kinerja yang tinggi dan efisien dalam
pengendalian cost, quality, delivery,
moral dan safety.
Hal ini dapat dicapai komitmen para pemimpin puncak disetiap organisasi
untuk selalu meningkatkan skill dan pengetahuan para pekerjanya untuk lebih
baik serta kejelian para pemimpin dalam prinsip management shop floor yang
tepat sesuai dengan kondisi perusahaan. Shop floor tidak lebih dari sekedar
fondasi pemikiran kita yang memberikan dsar pertumbuhan di tempat kerja. Dalam istilah Jepang gemba berarti ; tempat kerja, tempat dimana proses core
terjadi atau dimana pekerjaan yang sedang dilakukan sehingga dengan demikian
seseorang dapat memiliki genba teknik, genba perjualan, genba akutansi dll.
Dalam konteks shop floor management yang biasa dikenal dengan “ genba kanri”
merupakan suatu system management yang sistematis dalam menjalankan operasinal
kerjayang terkontrol dengan menekankan pengambilan keputusan terhadap
permasalahan yang tibul di tenpat kejadian yang sebenarnya sebagai langkah awal
dalam melakukan proses perbaikan yang
berbasis kaizen.
Ada
tiga fondasi shop floor management yang dikenal dengan “3 Real” yaitu real
place atau shop floor(genba), real thing (genbitsu) dan relafact (Genjitsu).
(1) Real place ( Genba) :
merupakan tempat dimana action dilaksanakan dan selalu
berpotensi mendapatkan peluang untuk selalu dialakukan perbaikan dalam mencapai
standar yang dinginkan.
(2) real thing (Genbutsu) :
ini
dapat diartikan dengan produk, mesin atau material. Jika terdapat permasalah yang
terkait dengan elemen produksi dilapangan
maka kita membutuhkan “real thing” dengan melakukan pengecekan lansung
ke area shop floor untuk memahami lebih lanjut apa yang sesungguhnya terjadi
untuk melakukan penanggulanagan dan penyelesaian masalah. Sudah merupakan suatu
cirri khas dalam konsep management Jepang bahwa setiap penyelesaian masalah di
lakukan diarea shop floor dimana permasahan terjadi, bukan dari kejauhan
ataupun ruang rapat atau ruang pimpinan.
(3) Real facts (genjitsu) :
Ketika melakukan kunjungan ke tempat kejadian
yang sebenarnya, diharuskan untuk melakukan pengecekan dengan didukung data
yang akurat dan menggunakan konsep pertanyaan “mengapa/why” untuk
mengidentifikasi penyebab potensial sebagai akar permasalahan yang sebenarnya.
Masaaki Imai, seorang penulis manajemen Jepang yang memperkenalkan Barat dengan ide kaizen,
menulis sebuah buku berjudul "Gemba
Kaizen". Hal ini dikombinasikan
konsep perbaikan bertahap (kaizen) dengan kehadiran on-the-spot (Gemba)-berada
di sana untuk melihat setiap
kesempatan untuk perbaikan.
Masaaki Imai seoarang pionir TPS (Toyota Production
System) mengatakan ada lima
aturan dari
apa yang disebutnya Gemba/shop floor
manajemen:
• Ketika masalah muncul, pergi/berkunjung
ke genba (shop floor).
• Periksa genbutsu-benda yang relevan-karena "melihat adalah percaya".
• Lakukan langkah-langkah
penanggulangan masalah secepatnya di tempat kejadian yang sebenarnya..
• Kemudian cari/identifikasi akar
penyebab dari masalah yang muncul.
No comments:
Post a Comment